Sekitar pukul 12 siang, saat itu sedang terjadi pergantian mata pelajaran antara pelajaran Geografi dan Budi Pekerti. saat pelajaran BP berlangsung, bu Antik selaku guru yang membimbing kegiatan belajar kami, memberikan sebuah materi tentang video motivasi. ada beberapa video yang ditampilkan pada layar infocus kelas kami, salah satunya adalah "Aku dan Siput".
kalo ada yang belum nonton videonya, silahkan ditonton. tapi entah kenapa gue nggak suka sama musik pengiringnya, suwer terkewer-kewer.
Ya, ini tentang masa lalu. secara tidak langsung, alam bawah sadar gue mulai mengingatkan kembali tentang suatu keadaan dimana kejadian-kejadian yang membuat luka dihati gue. beribu kalimat yang memaksakan diri gue untuk membacanya seakan membentuk sebuah cerita, semua memori telah tersusun rapih di benak gue sampai gue berfikir berulang-ulang kali. memaafkan? haruskah memaafkan untuk orang yang telah menyakiti hati gue?
Setelah itu, gue merenung untuk sepersekian menit, gue mencoba untuk berpikir lebih dewasa. dan gue pun telah menemukan sebuah jawaban untuk judul postingan ini. Memaafkan, haruskah? dan jawaban itu adalah Ya! gue harus memaafkan, harus memaafkan dia. sebesar apapun kesalahan yang pernah terjadi, gue harus memaafkan dan mengikhlaskannya. kedua unsur tersebut saling berkaitan dan nggak bisa dilepaskan. dengan segenap hati gue bulatkan tekad ini.
Emang sih, mengikhlaskan sekaligus memaafkan kesalahan orang lain termasuk perbuatan yang sangat berat. Seolah-olah seperti pekerjaan memindahkan sebuah gunung dan bukit. Apalagi luka yang telah terukir di dalam sanubari ini begitu dalam dan lebar. Sepertinya mudah di ucapkan tapi tidak semua orang mampu melakukan dengan ikhlas.
Namun setelah gue googling artikel tentang memaafkan kesalahan seseorang terhadap kita. ternyata kita pun tetap di tuntut untuk memaafkannya, terlebih ketika dia sudah meminta maaf kepada kita. Mengapa demikian? Bukankah ketika kita berbuat salah juga ingin dimaafkan? Karena itu maafkanlah dia.
Dan dibawah ini beberapa kutipan yang bersumber pada hadist tentang Maaf-memaafkan
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda :
"Barangsiapa yang didatangi saudaranya yang hendak meminta maaf, hendaklah memaafkannya, apakah ia berada dipihak yang benar atau kah yang salah, apabila tidak melakukan hal tersebut (memaafkan), niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat)" (HR Al-Hakim)
"Barang siapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan" (HR Ath-Thabrani)
"Barang siapa senang melihat bangunannya dimuliakan, derjatnya ditingkatkan, maka hendaklah dia mengampuni orang yang bersalah kepadanya, dan menyambung (menghubungi) orang yang pernah memutuskan hubungannya dengan dia" (HR Al-Hakim)
"Jika hari kiamat tiba, terdengarlah suara panggilan, “Manakah orang-orang yang suka mengampuni dosa sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu. Dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga." (HR Adh-Dhahak dari ibnu Abbas Ra)
Fudail bin Iyad berkata :
"Jiwa kesatria ialah memafkan kesalahan-kesalahan saudaranya."
Anas RA berkata :
"Ketika Rasulullah shalallahu Alaihi Wassallam duduk diantara kami, tiba-tiba ia tersenyum sehingga nampak gigi serinya, maka umar bertanya : “Apakah yang menyebabkan tertawamu Ya Rasulullah ?”
jawab beliau: “Ada dua orang berlutut di hadapan Tuhan Rabbul Izzati.
Lalu yang satu berkata :”Aku menuntut hakku yang dianiaya oleh kawanku itu.”
Maka Allah menyuruh orang yang menganiaya :”Kembalikan haknya”.
Orang itu menjawab :”Tiada sesuatupun hasanahku (kebaikanku)”.
Maka berkatalah orang yang menuntut itu :”Suruhlah ia menanggung dosaku”.
Tiba-tiba Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mencucurkan airmatanya menangis sambil bersabda : ”Sesungguhnya hari itu sangat ngeri, hari dimana tiap-tiap orang ingin kalau orang lain menanggung dosanya.” Lalu Allah Ta’ala berfirman kepada yang menuntut : “Lihatlah keatas kepalamu, perhatikanlah surga-surga itu.”. Maka ia mengangkat kepalanya lalu berkata : “Ya Tuhan, aku melihat gedung-gedung dari emas yang bertaburkan mutiara, untuk nabi yang manakah?”
Allah menjawab :”Itu untuk siapa saja yang membayar harganya.”
Ia bertanya : “Siapakah yang dapat membayar harganya?”
Allah menjawab :” Engkau mempunyai harganya.”
Ia berkata : “Apakah itu Ya Tuhan?”
Allah menjawab :” Memaafkan kawanmu itu.”
Lansung ia berkata : “Aku memaafkan dia “
Maka Allah berfirman :”Peganglah tangan kawanmu itu dan masuklah kalian berdua ke surga “
Kemudian rasulullah membaca “Fattaqullaaha wa ashlihuu dzaata bainikum, sebab Allah memperbaiki (mendamaikan) antara kaum mukminin dihari kiamat “ (HR Abu ya’la Al Maushili)
Nabi Muhammad Shalallahu bersabda kepada Uqbah :
“Ya Uqbah maukah engkau kuberitahukan tentang akhlak penghuni dunia akhirat yang paling utama? “Apa itu Ya Rasulullah? . “Yaitu menghubungi orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang yang menahan pemberiannya kepadamu, memaafkan orang-orang yang pernah menganiayamu“ (HR Al-Hakim dari Uqbah bin Amir Al-Juhani )
Sementara itu, kalau ia belum mau taubat dan minta maaf, maka doakanlah agar suatu saat dia menyadari akan kesalahan yang dia lakukan dan bertaubat atasnya, Kalau kita tidak mau memafkannya sama artinya kita membiarkannya menanggung dosa dan berjalan menuju ke neraka. Jika demikian alangkah naifnya kelak kita di hadapan Allah.
Janganlah kita bersikukuh untuk enggan memaafkan orang lain, karena akan menyebabkan dosa kita tidak pernah diampuni oleh NYA. Bukankah ini merupakan kerugian besar yang menimpa seseorang?!
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu, Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS An-Nuur :22)
“Barangsiapa yang tidak mau memberi ampun kepada orang, maka ia tidak akan di beri ampun “ (HR Ahmad dari Jabir bin Abdullah Ra)
Yap, setelah melihat dari sisi kacamata agama, gue semakin mantap untuk memaafkan dan meminta maaf kepada orang yang pernah menyakiti hati gue. bukan karena maksud terselubung, tapi karena ingin belajar dari sifat pemaafnya Allah kepada para hamba –NYA yang telah membunuh para wali-NYA. Sifat pemaaf Rasulullah pada umat yang menyakitinya. Teladan para sahabat Ra yang mau berlapang dada kepada saudaranya yang telah menyinggung perasaannya dan juga karena ingin mendapatkan Ridha Allah SWT.
Semoga isi postingan ini dapat menjadi inspirasi dan suri tauladan bagi kita semua khususnya muslim dan muslimah yang dicintai Allah. Akhir kata, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh :D
kalo dia jelas2 buat salah tapi belom minta maaf?:| tolong dijawab madam...
BalasHapusBerdoa saja kepada Allah, semoga pintu hatinya dibukakan selebar-lebarnya dan segera mendapatkan hidayah dari Allah SWT.
BalasHapus"ada kalanya Dia tidak memberikan apa yang kita inginkan... tapi Dia memberikan apa yang kita butuhkan"
BalasHapusterima kasih madam... sudah men-share ilmu ini... barakallah
sama-sama. semoga kita semua tidak mempunyai sifat sombong dan terhindar dari sifat tersebut, Amiin.
BalasHapusHeheh.. Aamiin madaamm o:)
BalasHapusBoleh lagi ni anonim komen :)
Jadi maDam udAh maapin orang yg melukai hAti maDam? Apa p0stingannya pengalaman mAdaM ya?
BalasHapusJelas ini pengalaman pribadi dan gue rasa memaafkan itu sebuah pilihan, karena sesama umat muslim kan memang harus saling memaafkan :)
BalasHapusSuka sekali ini,
BalasHapusAllah akan membalas kebaikan kita semua,dan menghapuskan kesalahan kita semua.. Aamiin