17.11.22

Lika-liku Perjalanan Karir

Tahun 2022 menurutku adalah tahun yang paling berkesan, karena banyak perubahan yang terjadi dalam hidupku. Mulai dari mendapatkan pekerjaan baru, menikah, hidup berumah tangga dan yang terakhir diberi kepercayaan sama Allah buat langsung hamil. Meskipun jalannya ga mudah, alhamdulillah bisa lewatin semuanya sampai berada di penghujung tahun 2022 ini.

Kali ini aku mau ngebahas tentang lika-liku perjalanan karirku. Ya memang ku akui, aku hanyalah seorang medioker yang mungkin bagi orang-orang pencapaianku ini biasa-biasa aja, tapi menurutku perjalanan yang aku lewati dari dulu hingga sekarang perkembangannya sudah cukup baik. Tahun 2022 menjadi saksi bahwa aku berhasil menjadi versi terbaik dari diriku sendiri.

Kalau boleh flashback ke masa lalu, selepas lulus kuliah aku langsung bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang layanan jasa. Selama 3,7 tahun aku kerja disana tentu saja ada kerisauan dalam hati, apalagi kalau lihat masa depan, aku tuh insecure. Pasalnya di kantor lama sulit sekali di angkat menjadi karyawan tetap, kemungkinan statusnya akan PKWT terus, dimana tiap tahunnya aku harus menandatangani kontrak kerja. 

Puncak insecure aku akan masa depan terjadi pada saat awal pandemi covid 2020 kemarin, separuh dari pekerja which is temen-temen seperjuanganku di layoffs karena perusahaan kesulitan bertahan disituasi pandemi. Melihat ketidakpastian akan karir kedepan, aku jadi sadar, ga mungkin selamanya aku akan kerja disini terus. Kalau kemarin gelombang layoffs disebabkan pandemi covid, nggak menutup kemungkinan akan ada gelombang layoffs lagi karena resesi atau efisiensi.

Pikiran untuk pindah kerja ke tempat yang lebih ‘aman’ semakin menggebu, selain karena ketidakpastian masa depan,  jarak kantor yang cukup jauh dari rumah juga menjadi alasan. Di tambah waktu kerjanya yang juga shifting. Gimana nanti kalo aku berkeluarga? pasti bakal lebih ribet menyesuaikan waktu quality time sama keluarga, karena libur nasional dan weekend bisa saja aku masuk kerja. Dari situlah yang mentrigger aku buat bangkit dan semangat untuk pindah dari tempat kerjaku yang lama. 

Singkat cerita Agustus 2021, aku dapet info dari kolega kalau ada lowongan pekerjaan di salah satu universitas negeri sebagai tenaga administrasi. Meskipun statusnya tenaga honorer, bagiku gamasalah, toh di kantorku pada saat itu statusku juga hanya karyawan kontrak. Kelebihannya disini daripada di kantor lamaku adalah waktu kerja yang office hours. Akhirnya aku coba melamar kesana, kemudian para pelamar diwajibkan mengisi surat pernyataan tidak menuntut diangkat menjadi CPNS / karyawan tetap. Surat tersebut menjadi saksi bahwa aku pernah sehopeless itu untuk menjadi CPNS dan karyawan tetap.


Dari 8 kandidat hanya tersisa 4 orang yang terpilih ke tahap seleksi wawancara. Kemudian setelah wawancara, hanya ada 1 orang diantara kami yang akan lolos, dan itu bukan aku hahaha. Dari pengalaman tersebut, sekarang aku sadar bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. 

Bulan depannya, September 2021 akhirnya jadwal aku untuk tes SKD CPNS tiba, dan hasilnya tentu saja nilaiku tidak menempati peringkat pertama, meski begitu aku tetap mendapatkan kesempatan untuk bertarung ke seleksi berikutnya melawan para peserta lainnya. 

Tibalah waktunya tes SKB di awal Desember 2021, aku bener-bener belajar untuk memperbaiki kegagalanku di seleksi kemarin. Pada saat tes, selalu terngiang-ngiang dalam benakku. "Ini adalah kesempatan terakhir, jangan sia-siakan", pokoknya pergulatan batin, pikiran dan emosional banget. Jelas ini adalah penentuan antara aku lolos atau tidak, selain karena ini tes terakhir, bobot nilai SKB persentasenya paling tinggi dibanding SKD. 

Selepas ujian SKB, aku sudah pasrah saja apapun hasil akhirnya. Lulus alhamdulillah, kalaupun tidak ya sudah, berarti  belum rejekinya dan yaaa aku harus kembali kerja di kantor lama.

Ini kenangan yang terdokumentasikan pada saat seleksi SKB. Semua peserta memakai outfit hitam putih, suasananya sungguh menengangkan. 

Singkat cerita, akhirnya nilai ujiannya keluar dan ternyata aku dinyatakan lolos seleksi CPNS!, nilaiku menempati posisi tertinggi diantara sainganku yang lain. Antara percaya nggak percaya, karena aku ga pernah ekspektasi bakal lolos. Ngebayangin dan jalanin tesnya aja amat sangat hopeless, karena melihat saingan dan juga serangkaian seleksi yang lumayan banyak memakan waktu, pikiran dan tenaga. 

Alhamdulillah, kalau rejeki ternyata memang nggak kemana. Di loker yang aku apply sebelumnya, aku di suruh tanda tangan surat pernyataan tidak menuntut untuk diangkat menjadi CPNS, beberapa bulan kemudian ternyata aku lulus tes CPNS.

Sangat bersyukur akhirnya aku bisa mendapatkan pekerjaan yang statusnya bukan PKWT atau karyawan kontrak lagi. Selain itu, impian untuk kerja yang jaraknya deket dari rumah juga tercapai, jarak Pemkot nggak jauh dari rumahku hanya terpaut 7km. Waktu kerjanya juga bukan shifting. Aku nggak akan merasakan lagi rutinitas kemacetan Jakarta. 

Yang awalnya aku skeptis dengan kemampuanku sendiri, ternyata aku bisa membuktikan pada diriku bahwa aku bisa. Terimakasih buat aku karena sudah mau berjuang dan berusaha menjadi versi terbaik dari diriku sendiri. Semangat untuk menghadapi berbagai tantangan hidup kedepannya.

Btw, ini adalah foto pertama aku di kantor baru, foto pertama sebagai seorang umbi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar