25.8.17

KKN LYFE

Haloo udah lama banget yah gue nggak nulis blog, pada kangen nggak sih sama cerita-cerita absurd gue? kalo pada kangen mari kita lanjutkan, tapi kalo nggak kangen yaudah ngapain kamu disini? sono pergi huss huss, *peace :). Insya Allah gue bakal rutin nulis lagi, ya itung-itung latihan nulis biar nanti nggak kaget banget pas mau nulis skripsi hehe. Oiya pada kesempatan kali ini gue mau cerita tentang kehidupan kkn, mumpung masih anget belum basi-basi amat yakan? dan tulisan ini kayaknya bakal panjang seperti novel, kalo kalian males baca bisa close tab blog ini.

-----

Akhirnya gue baru aja menyelesaikan salah satu kegiatan wajib dari kampus untuk mahasiswa semester 7 yaitu KKN. Gue baru sadar ternyata gue ini udah masuk semester tua, hal ini berimbas dengan nggak adanya waktu liburan santai-santai lagi. Waktu awal semester 6 jatah libur gue digunakan untuk magang selama 1 bulan. Dan sekarang di awal semester 7 gue harus menghabiskan waktu liburan gue dengan mengabdi ke masyarakat. Walaupun begitu, gue nggak pernah nyesel waktu libur santai nongski-nongski ke mall dan streaming film di gunakan untuk kegiatan berfaedah seperti mengabdi ke masyarakat. 

Btw kalo di kampus gue ada macam-macam jenis KKN, ada kkn kebangsaan, mandiri, tematik dan masih banyak lagi. Gue memilih KKN tematik, alasannya gue gamau ribet susah-susah cari kelompok maupun lokasi. Nah bedanya kkn tematik ini dengan kkn lain adalah kita daftar online ke LPPM, nanti untuk pembagian kelompok dan lokasi kkn nya itu di pilih random oleh sistem dari LPPM. Jadi gue nggak bisa milih tuh dengan siapa dan lokasi mana gue akan mengabdi.

Dan akhirnya tibalah waktu pengumuman kelompok dan lokasi KKN. Gue kaget betul saat melihat nama-nama orang yang akan hidup bersama dengan gue selama 1 bulan kedepan. Gue kaget karena nggak ada 1 pun orang yang gue kenal. Ditambah lokasi kkn gue ini yang terbilang lumayan jauh, Gue bilang lokasi itu jauh karena gue belum pernah ngerantau di tempat orang.

Fyi Kkn tematik yg diselenggarakan pihak kampus gue ini lokasinya hanya fokus di daerah Banten Selatan, kayak di Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang (panimbang, cigeulis, cibaliung) dan Kab Lebak (bayah). Jadi gua salah satu orang yang dapet lokasi kkn cukup jauh. 
Daftar nama temen-temen kelompok gue

Ini lokasi KKN gue yang kalo dari maps sih "ah deket itu mah, lebay aja lo ra", pas lu rasain paling bakal istigfar. Gue dari tangerang ke situ aja 6 jam perjalanan guys.
Tapi biarpun jauh gue tetep seneng, akhirnya bisa rantau juga. Dalam benak gue, pokoknya nggak masalah jauh yang penting bisa liburan, itung-itung refreshing dulu sebelum pusing sama skripsi, apalagi lokasinya deket pantai wuuhh mantap lah gue bisa berjemur mulu. Tapi ekspektasi indah yang gue bayang-bayangkan langsung terbantahkan oleh realita yang ada.

Realita yang bikin pusing adalah gue di tunjuk sebagai Sekretaris, gue bingung karena pasti nanti gue bakal pusing LPJan, buat surat persuratan, bikin proposal kegiatan dan lainnya. Bukannya gamau, gue ada deadline buat bikin 3 judul skripsi beserta bab 1-nya, boro-boro bab 1, judul aja gue belum nemu.

Terus gue galau juga karena pada h-1 keberangkatan, kelompok gue belum juga dapet kontrakan. Sumpah ini hal yang fatal banget, karena nanti gue bakal tidur dimanaaaa???. Kegundahan ke tiga, kata temen gue yang sebelumnya udah survey ke desa, rata-rata penduduk di desa gue jarang ada yang punya kamar mandi di rumahnya, nanti gue mandi dimana kan ga lucu kalo mandi di empang. Terus katanya warga juga sering terkena penyakit musiman seperti gatal-gatal dan yang paling sedih desa gue jauh sekali dari mana-mana.

Tapi gue mikir, namanya juga kkn di desa nun jauh dari kota, pasti serba sulit. Lagi pula tugas gue disini kan untuk mengamalkan salah satu tri dharma perguruan tinggi bukan buat plesiran, yaudah deh gue langsung taubat nggak manja lagi.

-----

Setelah menempuh 5 jam perjalanan dari Kota Serang dengan menggunakan moda transportasi Elf, singkat cerita sampailah gue di Desa. Pas tau ini desanya gue kaget karena jalanannya HANCUR PARAH!! sengaja gue capslock karena emang parah, jalanannya dari tanah merah dan bebatuan, banyak lubang dimana-mana, jalanannya curam karena kudu naik turun bukit, udah gitu nggak ada pembatas jalan dan lampu penerangan. Nggak kebayang bila nanti turun hujan gimana jadinya, rawan longsor dan kalo malem pasti banyak dedemit soalnya kita harus melewati hutan. Bisa dibilang lokasi desa gue ini di tengah hutan. Ya lu bayangin aja kalo mau ke kecamatan atau ke Indomaret aja gue harus menempuh waktu 1 jam perjalanan, bayangin!!. Tapi balik lagi, gue nggak boleh ngeluh, nggak boleh manja. Gue harus bisa survive selama sebulan di desa.

Dan akhirnya gue bertemu dengan mereka, partner kerja selama 1 bulan di Desa Karangbolong. 15 manusia dengan latar belakang yang beda-beda, biarpun berbeda tapi bisa saling melengkapi. Macem-macem sifat manusia ada di sini, tentu ada kelebihan dan kekurangan, ya namanya juga manusia ga ada yang sempurna. Dari kelebihan bisa di jadikan bahan motivasi dan dari kekurangan bisa jadi bahan evaluasi buat gue, pokoknya dari mereka gue banyak belajar tentang segala hal. Love u guys.

Bicara tentang KKN Lyfe, banyak momen-momen yang gue pikir cuma disini doang bisa gue rasain. Salah satunya adalah proker mengajar. Sebenernya memberikan materi pelajaran untuk anak SD tidaklah terlalu sulit bagi sekelas mahasiswa. Bahkan gue dan kawan-kawan baru mempelajarinya di pagi hari sebelum berangkat sekolah. Huh, mentang-mentang ngajarin anak SD.

Tapi kesulitan mulai datang ketika kita mulai memberikan materi ke mereka, apalagi gue ga ada basic ngajar dan bukan anak PGSD juga, jadi agak sedikit canggung buat berinteraksi dengan anak-anak. Ditambah beban karena harus mengajar dan menjadi guru yang patut untuk ditiru, tentunya bukan perkara gampang. 
Mencoba mengajar dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti inilah yang sulit, karena sudah terbiasa pakai bahasa yang agak berat saat presentasi dikuliah.
Ini penampakan salah satu ruang kelas SDN Karangbolong 2

Ada 1 momen saat gue dijadikan instruktur gerakan cuci tangan pada proker penyuluhan hidup bersih dan sehat. Sasarannya adalah anak kelas 1, 2 dan 3. Gue dijadikan tumbal sebagai instruktur gerakan cuci tangan karena gue terlalu cepat hapal gerakan dan lagu cuci tangan 6 langkah.
Jujur saja gue sangat kewalahan ngadepin anak-anak kecil yang banyak banget, sampe gue harus ngeluarin jokes jayus biar mendapatkan perhatian dari mereka, bahkan suara gue hampir habis karena kebanyakan ngoceh, tapi gue seneng bisa berbagi sedikit ilmu dan keceriaan bareng mereka.
Foto ini di ambil ketika sedang berlangsung penyuluhan PHBS di SDN 1 Karangbolong

Oiya gue mau cerita sedikit tentang potret salah 1 sekolah di Desa Karangbolong. Sekolah itu bernama SDN 1 Karangbolong, yang berada di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten. Kondisinya sangat memperihatinkan, tidak ada toilet, tidak ada lapangan sekolah, tidak ada masjid ataupun musholah, tidak ada lab komputer, bahkan meja dan bangku belajar saja sudah banyak yang rusak. Segala fasilitas belajar mengajar yang ada di SDN 1 Karangbolong terbilang minim dan sangat memperihatinkan. Apalagi kondisi ruangan kelas 1, papan tulis hanya setengah, atapnya bolong, temboknya rusak, ruangannya kecil banget dan nggak ada meja guru.

Untuk kelas-kelas lainnya, mereka juga serba kekurangan, khususnya meja dan bangku untuk belajar. Ya bisa kita lihat gambar di bawah ini, mereka harus belajar dengan berdempet-dempetan, 1 meja dan 2 bangku untuk 3 orang. Gue yakin sesungguhnya mereka nggak nyaman, tapi mau gimana lagi? mereka hanya bisa pasrah menunggu kepekaan dari pemerintah.


Bahkan disana siswa-siswinya tidak ada yang bisa melakukan kegiatan upacara bendera, kalo setiap hari Senin hanya ada apel pagi saja, tidak ada pengibaran bendera, rentetan pembacaan teks pancasila, pembacaan undang-undang dasar dan lain sebagainya. Gurunya bilang kalo tahun lalu ada upacara bendera setiap Senin pagi, tapi sekarang yang biasa jadi petugas upacaranya sudah pada lulus, jadi tidak ada lagi yang meneruskan upacara bendera di SD ini. 

Akhirnya kami berinisiatif untuk melatih mereka tentang bagaimana tata cara upacara bendera yang benar, khususnya untuk kelas 4, 5 dan 6. Sungguh antusias mereka sangat tinggi. yang kami latih hanya kelas 4, 5 dan 6, tapi kelas 1,2 dan 3nya ikut-ikutan baris latihan upacara. 
Ya itulah cerita gue tentang SDN 1 Karangbolong. Sebenernya masih banyak permasalahan lain di desa ini yang dibiarkan begitu saja karena tidak ada perhatian serius dari pemerintah daerah. Percuma ada musrenbangdes kalo setiap usulan dari masyarakat nggak ada yang terealisasi. Gue harap Pemda Kab Pandeglang maupun Pemerintah Provinsi Banten bisa saling bersinergi untuk melakukan pemerataan pembangunan khususnya di daerah Banten Selatan.

-----

Dan balik lagi ke kehidupan kkn yang kami rasakan selama 1 bulan, ada momen nyesek yang cuma bisa gue rasain di KKN lyfe. Ketika kami sudah ada di pertengahan bulan, uang kami mulai menipis. Walaupun hidup jauh dari kota, pasar dan supermarket, nyatanya uang kami cepet banget habisnya. Akhirnya gue dan Arya lagi-lagi menjadi tumbal buat ngambil ATM ke Panimbang. Banyak temen-temen yang nitip uangnya buat di ambilin. Mereka dengan suka relanya ngasih tau pinnya ke gue hahaha. Untung gue orangnya amanah ya jadi uang mereka akan aman dalam lindungan gue, cailahh. 

Singkat cerita gue sama Arya harus menempuh waktu 1 1/2 Jam perjalanan dari basecamp melewati hutan dan lautan, serius. Sebenernya kami bukan mau ke kota sih, lebih tepatnya ke Panimbang yang merupakan salah satu Kecamatan di Kab Pandeglang. Kecamatan Panimbang dari segi penyediaan layanan jasa dan infrastrukturnya memang lebih maju ketimbang Kecamatan Cigeulis. Jadi gue bilangnya Panimbang ini kayak kota soalnya ada ATMnya disana.
  
Setelah sampai di Alfamart yang ada di Panimbang gue di kagetkan dengan rusaknya mesin ATM BNI, frustasi lah gue. Di saat duit gue sisa 30 ribu di dompet, mungkin temen-temen yang nitip duit ke gue juga bernasib sama kaya gue.
Akhirnya gue bertanya ke mas-mas Alfamart, barangkali dia dapat membantu gue dan memberikan solusi yang brilian.
Gue: "mas tau nggak atm BNI di daerah sini yang deket ada dimana?"
Dengan santainya si mas bilang: "di Labuan teh, deket kok cuma 40 menit dari sini"
Dalam hati gue, gilaaaa ke atm aja kudu 2 jam, otomatis 4 jam perjalanan bolak-balik, ogah. Mending gue nggak megang duit sama sekali.
Gue: "Makasih jawabannya mas". Dengan senyum kecut.
Akhirnya kami balik lagi ke basecamp dengan dompet kosong, sungguh perjalanan yang sia-sia.

Keesokan harinya kami briefing buat persiapan acara 17 Agustusan. Masing-masing orang diwajibkan untuk jadi PJ perlombaan, sekitar ada 10 lomba yang akan di perlombakan. Dan gue memilih buat jadi PJ lomba makan kerupuk. Otomatis segala rules dan kebutuhan perlombaan kerupuk akan menjadi tanggung jawab gue.

Dan ya ini salah satu pengorbanan mahasiswa kkn, hanya untuk beli kerupuk aja kudu ke Serang dulu, biar kate gempor dan remuk sekujur badan, asal peserta lomba gue kenyang bakal gue jabanin. hahaha
Keesokan harinya kami semua langsung bergegas mempersiapkan acara 17an. Sasaran perlombaan kami adalah untuk anak-anak saja, kalo untuk lomba remaja sampai dewasa di pegang oleh karang taruna. Ini foto saat gue lagi jaga stand lomba makan kerupuk, peserta lomba gue sangat membeludak, mungkin anak-anak ini nggak ngincer hadiahnya, tapi mereka ngincer kerupuknya kali ya hahaha.
Nah ini dia kemeriahan HUT Indonesia ke 72 yang kami lewati dengan sederhana namun berkesan.
Saat pembagian hadiah
Oiya kehidupan selama KKN nggak hanya kami habiskan untuk proker saja. Memang proker yang utama, tapi kami juga butuh piknik di tengah perantauan ini. Sambil menghabiskan akhir pekan, tiap minggu pasti kami gunakan untuk mengenal kekayaan alam yang ada di Cigeulis. Konsekuensinya, jatah pulang yang seharusnya di buku panduan KKN ada 3 kali nggak berlaku bagi kami. Jadi kami sepakat untuk nggak ada yang pulang selama 1 bulan pengabdian. Nggak apa-apa nggak bisa pulang, yang penting bisa refreshing menghilangkan penat sebelum berkutat dengan skripsi.

Wisata yang pertama adalah Curug Luhur di Desa Karangbolong. Lokasinya lumayan jauh dari pusat desa. Gue bilang jauh soalnya untuk bisa sampai kesana hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. Medan jalannya sangat sulit diakses karena banyak rumput liar yang tinggi, akar belukar juga bebatuan. Jarang ada orang yang tau keberadaan curug ini, karena belum ada yang mengelola jadinya kurang promosi dan petunjuk arah. Ketika sampai di lokasi curug, semua lelah akan terbayar karena keindahan alam dan ke asrian air terjunnya.

Kalo yang ini di Pantai Bugel Camara, asli pantainya bagus banget ada rumputnya gitu. Jarak dari desa kami sangat dekat, kira-kira 4 km aja. Pantainya bagus, masih bersih dan sepi karena belum banyak orang yang tau keberadaan pantai ini.

Entah kenapa pas gaya loncat gue malah kaya begitu -_- hahaha

Nah wisata berikutnya Tanjung Lesung, setelah di sahkan oleh presiden Jokowi menjadi KEK (kawasan ekonomi khusus) Pariwisata, Tanjung Lesung berubah menjadi objek wisata andalan Banten.

Sumpah ini pantai bagus banget segala fasilitas wisata lengkap ada di sini. Cukup dengan membayar tiket masuk 30k untuk weekday dan 50k untuk weekend, kalian udah bisa rasain pantai yang bersih, air yang bening dan pasir yang putih. Gue sampe 2 kali ke Tanjung Lesung loh, bikin nagih. 

Nah wisata berikutnya ini adalah wisata di atas bukit lokasinya di Desa Karangbolong. Karena belum ada yang namain jadi gua aja yang namain sendiri. Namanya adalah bukit rindu, jadi siapapun yang pernah kesini bakalan rindu sama desa Karangbolong. Cailaaah.
Jadi seperti yang awal pernah gue bilang, kalo lokasi desa gue ini di atas bukit dan di kelilingi oleh hutan. Dari atas sini kita bisa lihat tanjung lesung dari atas, jadi di bawah desa ini ada hutan, pantai tanjung lesung dan bugel camara. Fyi tanjung lesung dan bugel camara ini 1 garis pantai.

Ibaratnya kalo di Bandung ini namanya Tebing Keraton, kalo di Pandeglang namanya Kampung Domba. 11-12 lah sama 2 tempat yang gue sebutin tadi. Yang istimewa dari bukit rindu ini kita bisa lihat sunset turun dari atas bukit. Mantap lah.

Ya begitulah kknlyfe gue, di postingan ini gue nggak akan cerita tentang proker apa yang kelompok kami kerjakan, soalnya kalo gue jabarin satu per satu bakalan panjang kaya novel. Intinya ada 15 proker selama 1 bulan ini. Kalo kalian mau tau apa saja proker kami, bisa langsung komen di bawah ini nanti akan gue kirim LPJ kelompok kami via email, atau kalian bisa cek secara garis besarnya di instagram @KKM38PUPR.

Kalo bicara hal mistis, banyak yang mistis di sana, mulai dari tempat wisata curug luhur dan pantai bugel yang konon katanya banyak dedemit yang suka minta tumbal, sampe misteri kontrakan gue yang banyak penunggunya. Tapi gue nggak akan bahas soal itu, soalnya itu tergantung kepercayaan kalian masing-masing, gue pribadi sih percaya nggak percaya sama hal kaya gitu. Tapi kalo soal kontrakan gue, memang gue akui ada penunggunya. Apalagi di kamar yang gue tempati bersama Ani, Okta dan Fujy. Kalo bisa di hitung kira-kira ada 3 makhluk penunggu, kami sudah minta tolong sama bapak Utis selaku pemilik rumah, tapi dia nggak berani ngusir, karena kekuatan makhluk itu sangat besar. Mereka biasa kami sebut kangmas si penghuni kamar no 3. Kalo mau kenal lebih dekat, gue kasih tau, mereka adalah 3 tokek yang bersembunyi di belakang lemari kamar.

Nah merekalah partner tidur gue selama sebulan, yang jadi temen curhat dikala gue lagi sedih dan senang, mereka adalah Fujy, Okta dan Ani.

Kkn squad dan perangkat desa

Nah kalo yang ini namanya geng bikes (bikin kesel), mereka mengaku dirinya sebagai sekumupulan cewek-cewek cantik se Karangbolong. Ya mereka adalah bocah rempong kelas 6 SD yang pertama kali menyambut kedatangan kita dengan hangat, mereka suka caper sama kakak-kakak KKN, dan kalo ke basecamp aja dandan dulu duh centilnya kalian.
Pas gue tanya : "kamu pake lipstik merk apaan? cetar baget"
Salah satu dari mereka yang namanya Anita menjawab :"merknya NYX kak"
gue : "beli berapaan itu lipstik, mantap juga merknya Nyx"
Anita : "bagus ya kak? aku beli di mamang yang lewat harganya 7000", Seketika gue shock.
Bahkan hari terakhir kami di Desa, ketika kami ingin pulang mereka nyamperin gue sambil nangis. "kak jangan pulang, disini aja". So sad.

Dan inilah kenang-kenangan yang kami tinggalkan untuk desa ini, 3 buah papan penunjuk arah jalan. Siapa tau nanti ada bule yang nggak ngerti bahasa sunda ke desa Karangbolong, dan bingung arah jalan dan ketika mereka lihat papan jalan ini, mereka jadi nggak kesasar. Memang ini bukan sesuatu barang yang mahal, tapi jangan dilihat dari harga, tapi lihatlah dari faedahnya. Semoga aja bisa bermanfaat.

Ini foto gue bersama pak haji utis dan istrinya, terima kasih sudah mau di repotkan dan ramah kepada kami pak, bu. Semoga sehat selalu :)

See u again Desa Karangbolong

6 komentar:

  1. Ceritain magang dong sya hehe, numpang mampir yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai fli, makasih udah mampir ke blog ini wkwk. Siap bos, nanti gue bakal cerita tentang magang. Tunggu aja yaa 😊

      Hapus
  2. Anonim11.10.17

    Cinlok di KKM juga ya? wkwk

    BalasHapus
  3. kak kenapa bannernya harus ditanda tangani :(

    BalasHapus
  4. Hahaha lipstik nyx 7000 an ya

    BalasHapus