Setiap orang yang lahir nggak sepenuhnya punya privilege yang sama. Ada yang start kehidupannya dari bawah dulu, ada yang ditengah dan ada pula yang diatas. Tentu sebagai anak kita juga ga akan pernah bisa pilih lahir dari rahim ibu siapa, ga bisa pilih mau hidup sama orang tua yang kaya gimana, ga bisa pilih mau hidup sama keluarga kaya rafatar. Semua udah ditentukan sesuai takdirnya masing-masing. Dan takdir hidupku dari kecil itu terlahir jadi orang biasa-biasa aja, serba medioker. Bahkan bisa dibilang belum pernah ngerasain nikmatnya hidup bermewah-mewahan, dibilang susah banget nggak, dibilang berkecukupan juga nggak juga.
Yang patut disyukuri adalah aku selalu diberikan kelancaran dalam hal kesehatan, dimana aku gapernah ngerasain dinginnya tempat tidur rumah sakit selain pada saat melahirkan, lalu aku bisa mengakses pendidikan dari TK sampai Kuliah, yang dimana menurut statistik ga semua orang Indonesia bisa mendapatkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Lalu aku bisa kerja dengan nyaman di tempat yang mungkin impian bagi beberapa orang. Walaupun tentu saja dalam perjalanan untuk sampai ke titik ini ga semudah itu ya, tetep ada masalah dan kurang-kurangnya. Tapi harus tetap bersyukur dengan apa yang sudah dicapai saat ini.
Aku bersyukur banget, alhamdulillah ibarat kata kehidupanku saat ini sudah naik kelas, waktu dulu aku mau sesuatu itu susah banget dapetinnya. Sekarang karena udah punya penghasilan sendiri jadi lebih mudah untuk beli sesuatu yang aku mau *asalkan tetep sesuai dengan budget ya wkwk. Dan yang menggembirakan buat aku adalah, aku bisa memberikan privilege ke anakku meskipun ya strandar aja sih hidupnya ga yang hedon, berkecukupan lah. Aku ga mau dia ngerasain struggling hidup karena ekonomi, aku gamau mewariskan anakku jadi sandwich generation. Makanya aku termotivasi buat terus bekerja, biar sehat terus, karena gamau ngeliat anakku susah kaya aku dulu. Semoga aku dan keluargaku selalu diberikan kemudahan dalam segala hal. aaamiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar